Makna Rahina Coma Ribek Dan Perayaannya Di Desa Menyali

13 Mei 2019 08:21:38 WITA

Dalam lontar Sundarigama yang merupakan lontar yang digunakan sebagai tuntunan dalam melaksanakan upacara yadnya di Bali dikatakan:

Wuku Sinta, Soma Pon, ngaran Soma Ribek, mangereti ring Sang Hyang Tri Murti ungguan ring lumbung, paryangan, widi-widane, nyanyah geringsing.

Berdasarkan terjemahan Lontar Sundarigama yang diterbitkan oleh Parisada Hindu Dharma Kabupaten Tabanan tahun 1976, disebutkan:

Coma Pon Sinta disebut juga Coma Ribek, hari Puja wali Sang Hyang Sri Amrta, tempat bersemayamannya adalah di Lumbung.

Dan hari ini, Senin (13/5/2019) merupakan Hari Raya Coma Ribek.  Pada hari ini diadakan widhi widhana untuk selamatan atau penghormatan terhadap beras di pulu dan padi di lumbung yang sekaligus mengadakan pemujaan terhadap Dewi Sri sebagai tanda bersyukur serta semoga tetap memberi kesuburan.

Mengapa pada Coma Ribek kemakmuran diidentikan dengan padi dan beras? Kalau kita jalan-jalan ke desa-desa, masih bisa kita lihat hamparan sawah yang menyejukkan mata dan jiwa. Padi berpetak-petak di dinding-dinding bukit sampai ke dataran bagaikan tangga mosaik raksasa. Meskipun lokasi pertanian padi sudah semakin berkurang namun syukurnya masih ada tempat-tempat hijau penghasil beras seperti di Jati Luwih, di Seraya, dan sebagain lagi terpencar di desa-desa agraris di Bali. Kita bisa membayangkan bagaimana indahnya negeri ini di zaman dulu sebelum negeri ini lambat laun berubah menjadi negeri pabrik dan industri seperti sekarang ini. Negeri Indonesia adalah bekas negara agraris, dimana penduduknya mayoritas adalah petani. Begitu juga di Bali! Sampai sekarang masih tersisa bekas-bekasnya berupa sisa-sisa sawah yang mudah-mudahan bisa lestari.

Begitu juga di Desa Menyali, masyarakat Desa Menyali juga merayakan rahina Soma Ribek dengan membuat aturan/persembahan yang berisikan kue yang berbahan dari beras/ketan. Kue tradisional yang biasanya paling banyak dipakai sebagai persembahan adalah jaje buah bunut atau yang biasa juga dikenal dengan jaje batun bedil. Kue ini tebuat dari tepung beras yang dibentuk bulat atau lonjong terus dikolak dengan gula merah. Hampir sama dengan hari raya Hindu lainnya, persembahan ini juga dilakukan di Merajan dan Pelinggih Jero Gede, Taksu dan Sanggah Kemulan yang ada di rumah masing-masing.

 

 

Komentar atas Makna Rahina Coma Ribek Dan Perayaannya Di Desa Menyali

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Sukai Kami

Kalender Bali

Lokasi Menyali

tampilkan dalam peta lebih besar